Thursday, April 21, 2011

Perempuan Indonesia, Hari Ini ….

Kartini
Kartini dilahirkan di Rembang Jawa Tengah se abad lalu, tumbuh di tengah keluarga bangsawan yang dengan ketat memegang budaya feodalisme Jawa, yang telah dengan serta merta mengungkung seluruh pertumbuhan dan kemerdekaannya sebagai perempuan.  Dari kehidupan seperti itulah Kartini tumbuh sebagai perempuan kritis.  Dia tidak hanya bersedih menerima nasibnya dan nasib kaumnya. Dimulai di tengah keluarganya sendiri ia dengan dengan tegas menolak menggunakan fasilitas-fasilitas kebangsawanannya. Ia tidak mau memakai payung emas meski itu haknya.  Dia tidak mau disembah adik-adiknya. Perkawinannya dengan seorang Bupati, yang oleh berbagai pihak dicemooh dan dinilai sebagai “terjebak”, sebenarnya merupakan akibat dari kurangnya catatan sejarah tentang perkawinannya ini.

Tuesday, April 19, 2011

SAVE INDONESIA, NOW!!


Terror & Kerusuhan antar Agama di Indonesia, Proyek Negara.

Ini press Release pemutaran video “Inside Indonesia’s War on Terror yang diputar di Kine Forum TIM, Jakarta Pusat. Video Dok benar-benar membuka mata kita bahwa kita telah tertipu sehubungan dengan cerita Terror dan Kerusuhan antar Agama yang ada di Indonesia. Pers yang hadir banyak, tokoh-tokoh penting (agama, budayawan, praktisi Hukum) yang kasi pernyataan keras dan tajam, banyak, tapi sampai hari ini Media, kecuali Jakarta Post, Kompas (sekelumit), masih lebih suka memelihara kebohongan …. 

KAWIN SIRI


Ratna at Parliament against Pornography Bill
Dampak  kawin siri atas perkembangan anak dan pembangunan bangsa. 
Kawin Siri adalah perkawinan yang dilakukan menurut agama dan kepercayaan masing-masing tetapi secara administratif tidak terdaftar di kantor yang berwenang  Dalam UU No. 1/74 pasal 2 ayat 2 tentang perkawinan sudah dikatakan bahwa tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan yang berlaku. Mereka yang melakukan perkawinan secara Islam melakukan pencatatan di KUA untuk memperoleh Akta Nikah sebagai bukti dari adanya perkawinan, sedangkan yang beragama lain melakukan pencatatan di kantor Catatan Sipil, untuk memperoleh Akta Perkawinan. Jadi apabila hal itu tidak dilakukan maka perkawinan dimaksud (Kawin Siri) adalah batal demi hukum.

Activist uses film to bolster claims that govt exploits terror.

19 Apr 2011

Nasional The Jakarta Post
The Jakarta Post

Activists on Monday alleged that the Indonesian government let violence and terror reign in the country as it resulted in the disbursement of foreign iunds in the name of the war on terror.

The accusation was made after human rights activist Ratna Sarumpaet uncovered a five-year-old Australian TV documentary alleging that Indonesian authorities were behind the perpetrators of many acts terror and violence in the past decade.

The documentary cited as examples die 2000 Christmas Eve bombings of churches in six provinces, the Bali bombings in 2002 and 2005. the violent riots in Poso, Central Sulawesi in 1998 and 2000 and bombings in Jakarta in 2003,2004. and 2009.
"Even though die content of the video cant be viewed totally as accurate evidence, what is clearly presented in it including the statements, confessions, and analysis, is relevant as initial evidence of state crimes against die people." Sarumpaet said after a screening of die documentary at de Kineforum. Jakartai renowned independent cinema venue, at Taman Ismail Marzuki, in Central Jakarta.

Thursday, March 31, 2011

Indonesia Kita dalam Kisah Maluku Kobaran Cintaku

Usman Hamid / KontraS
Makalah dalam diskusi buku “Maluku Kobaran Cintaku” karya Ratna Sarumpaet, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, 11 Maret 2011. 

Sejak dulu, saya mengamati dan mengenal Ratna Sarumpaet sebagai seniman multi talenta. Ia tak saja menempatkan seni sebagai medium kebudayaan an sich, tapi juga berhasil “membunyikan” seni dalam dialog lintas pemahaman kita. Kemampuan Ratna untuk membaca politik kebudayaan Indonesia, sudah bisa kita nikmati dari sederet karyanya. Sebut saja judul-judul seperti Rubayat Umar Khayam, Dara Muning, Marsinah Nyanyian dari Bawah Tanah, Pesta Terakhir, Terpasung, Marsinah Menggugat, Alia, Luka Serambi Mekkah, Anak-Anak Kegelapan dan yang terakhir Jamila & Sang Presiden. 

Produktivitas kebudayaan ini adalah sebuah pembuktian, totalitas pikiran dan tindakan Ratna yang menegaskan bahwa dunia seni dan kebudayaan adalah dunia yang memiliki pertautan erat dengan kehidupan warga Indonesia sehari-hari. Dunia yang tidak terkotak-kotak, tidak tersegregasi, namun saling mengisi dan menghidupi. Melalui politik kebudayaan semacam inilah, mungkin kita bisa memahami makna keindonesiaan secara lebih jujur.