Terror & Kerusuhan antar Agama di Indonesia, Proyek Negara.
Ini press Release pemutaran video “Inside Indonesia’s War on Terror yang diputar di Kine Forum TIM, Jakarta Pusat. Video Dok benar-benar membuka mata kita bahwa kita telah tertipu sehubungan dengan cerita Terror dan Kerusuhan antar Agama yang ada di Indonesia. Pers yang hadir banyak, tokoh-tokoh penting (agama, budayawan, praktisi Hukum) yang kasi pernyataan keras dan tajam, banyak, tapi sampai hari ini Media, kecuali Jakarta Post, Kompas (sekelumit), masih lebih suka memelihara kebohongan ….
Sebuah Film dokumenter "Inside Indonesia's War on Terror” jatuh ke tangan saya awal Februari 2011. Awalnya, saya tidak yakin apakah isi video ini harus saya bawa ke permukaan atau tidak? Tapi menyembunyikan isi video ini dari mata rakyat saya merasa menodai moral dan tata nilai yang saya pahami. Saya merasa berhianat pada Rakyat terutama karena apa yang digambarkan dalam video “Inside Indonesia's War on Terror” adalah tentang rakyat Indonesia. Tentang kehidupan mereka, identitas dan harkat mereka, keluarga mereka yang hilang, yang mati terbunuh, tentang trauma yang tak terobati. Bukan sekedar masalah korupsi berjamaah seperti kasus Century. Tapi sebuah penghianatan terhadap bangsa dan rakyat. Sebuah upaya mencabik-cabik dasar Negara, merusak budaya, mengadu domba rakyat antar Agama, menanamkan rasa takut selama bertahun-tahun dan merenggut belasan ribu nyawa manusia.
Meski isi “Inside Indonesia's War on Terror” tidak bisa buru-buru disebut sebagai kebenaran mutlak secara penuh, namun apa yang digambarkan di dalamnya, pernyataan, pengakuan, analisis, termasuk ceritera Sdr Dai Bachtiar (Kapolri saat itu) tentang bagaimana dia melobby dana asing dan berhasil mengalir deras, diucapkankan berseloroh dan bangga di depan para anggota DPR dan mantan Jaksa Agung, Andi Galib, serta keterlibatan Negara-negara asing dalam mendanai ‘proyek’ tak berperikemanusiaan ini sangat layak dijadikan sebagai bukti awal dugaan terjadinya kejahatan Negara terhadap rakyat, layak dipertanyakan dan dimintai pertanggung-jawaban.
Film dokumenter “Inside Indonesia's War on Terror" pertama kali disiarkan SBS dalam program Dateline, tanggal 12 Oktober 2005. Pada saat yang sama, SBS juga menyediakan transcript dan video streaming “Inside Indonesia's War on Terror" di website SBS plus forum diskusi bagi publik yang mau memberi komentar. Tapi hanya dalam beberapa hari, semua arsip (transkripsi dan video streaming) "Inside Indonesia's War on Terror" mendadak lenyap dari website SBS.
Banyak sekali pertanyaan, pernyataan atau tuntutan yang bisa lahir usai melihat “Inside Indonesia's War on Terror". Di sini, bersama kita hadir tokoh-tokoh agama, para pejuang HAM yang masih konsisten, praktisi hukum, intelektual, seniman dan budayawan. Merekalah yang akan menyampaikan pandangan mereka tentang isi video dokumenter ini. Sebagai pengundang, tujuan kami mengadakan Jumpa Pers ini adalah memberikan pada Rakyat haknya mengetahui apa yang terjadi pada bangsanya. Memberikan haknya untuk dibela. Memberikan haknya memperoleh perlindungan. Berita menakutkan dari “Inside Indonesia's War on Terror" ini hendaknya membangkitkan kesadaran rakyat Indonesia tentang pentingnya rakyat bergandengan tangan satu sama lain, apapun kedudukan, suku dan agamanya, bersama-sama menjaga bangsa ini dari rongrongan siapapun. Berhentilah menjadi masyarakat yang acuh tak acuh apalagi egois. Seluruh rakyat wajib menyaksikan “Inside Indonesia's War on Terror" agar masing-masing tahu bagaimana harus bersikap. “Inside Indonesia's War on Terror" bisa di-unduh di YouTube. Video berjudul sama dengan subtitle Bahasa Indonesia juga dapat diunduh dua kali 24 jam sejak pertemuan ini.
Jakarta, 18 April 2011
No comments:
Post a Comment